Al-Jazeera: Pertembungan di antara Abad Pertengahan 
dengan Abad ke 21 (A clash between the Middle Ages and the 21st Century)
Pada 28 Februari 2006 lalu, stesen TV Al-Jazeera telah mempertemukan 
Wafa Sultan, ahli psikologi dan bekas Muslimah dari A.S. yang berdarah Arab dengan seorang 
Ulamak 
Islam bernama Dr. Ibrahim Al-Khouli yang juga berdarah Arab. Mereka berdebat 
secara terbuka tentang kedudukan agama Islam pada Abad ke 21 ini. Dengan gigihnya 
Wafa Sultan telah menentang si imam berjanggut itu, dan menangkis serangan-serangan 
imam itu dengan fakta-fakta yang tidak dapat dibantahkan. 
Seperti kita semua memaklumkan, selama ini umat Islam 'diprogram' untuk membenci 
segala sesuatu yang berbau Yahudi, Kristian dan kelompok non-Muslim lainnya. 
Kebelakangan ini umat Islam 'digiring' untuk menentang pandangan-pandangan Barat. 
Pada kitab suci Al-Quran, orang Yahudi memang tercitrakan sebagai satu kaum yang 
berperilaku amat buruk sehingga mereka 'harus dijauhi', tidak boleh dipercayai dan 
pantang dijadikan teman. Buat penganut Islam yang bergaris keras, Yahudi adalah musuh 
abadi hingga kiamat nanti. Buat penganut Islam "hala moderate" pula, 
tidak ada salahnya bersahabat dengan orang Yahudi, bagaimanapun juga, orang 
Yahudi adalah manusia ciptaan Tuhan jua. 
Apakah pendapat Puan Wafa Sultan tentang hal ini? Ikutilah petikan transkrip 
dari perdebatan tersebut:
Wafa Sultan: 
Pertembungan yang kita saksikan di seluruh dunia hari ini, bukanlah pertembungan 
di 
antara agama atau budaya, melainkan pertentangan di antara dua budaya yang 
saling bertentangan dan bersaingan, di antara dua era. Inilah sebuah pertembungan 
di 
antara mentaliti milik Zaman Pertengahan dan satu lagi mentaliti
abad ke-21. Ini 
sebuah pertentangan di antara peradaban dan keterbelakangan, di antara yang 
beradab dan yang primitif dan ketinggalan Zaman, antara kebiadaban dan sifat rasional. Ini 
pertembungan di antara kebebasan dan opresi (penundukan secara paksa), antara 
demokrasi dan diktator/bermaharajalela. Inilah satu pertembungan di antara Hak 
Asasi Manusia dan pelanggaran serta pencerobohan Hak Asasi Manusia. Inilah satu 
pertembungan di antara mereka yang memperlakukan kaum Wanita seperti haiwan dan 
mereka yang memperlakukan kaum perempuan sebagai manusia sejati. Jadi yang kami 
saksikan sekarang bukanlah pertentangan peradaban. Peradaban bukannya saling 
bertembung, tetapi saling bersaing. 
Pertanyaan: 
Jadi maksud Anda, apa yang terjadi sekarang ini adalah pertentangan budaya 
antara Barat dengan keterbelakangan dan kepicikan umat Muslim? 
Wafa Sultan: 
Ya, itu maksud saya. 
Pertanyaan:
Siapakah yang memulakan dengan konsep pertembungan tamaddun ini? 
Bukankah Samuel Huntington? 
Jelas bukan Bin Laden. Boleh kita membahas ini? 
Wafa Sultan: 
Pihak Muslimlah yang pertama-tama mulakan menggunakan ungkapan ini. Umat 
Islamlah yang telah memulakan pertembungan peradaban ini. Nabi Islam telah 
menyatakan:   
"Saya diperintahkan untuk memerangi mereka sehingga mereka percaya akan Allah dan rasulNya (Agama mereka adalah Islam) " - Surah 8 ayat 39, dan juga :
"Dan perangilah mereka sehingga tiada lagi pertentangan dan agama adalah hanya untuk Allah (yakni agama Islam)" - Surah 2/193
Ketika umat Muslim membahagikan dunia di antara 
Muslim dan non-Muslim [Darul Islam & Darul Har'b], dan menganjurkan 
tindakan perang ke atas umat bukan 
Islam sehingga mereka tunduk pada Allah, merekalah yang telah memulakan 
pertembungan ini, mereka yang sebenarnya memulai peperangan ini. Untuk memulakan 
perang ini, mereka telah mendapatkan dasar hukumnya dari Kitab-kitab dan buku-buku Islam yang penuh 
dengan ajaran mengenai (menentang) takfir dan penaklukan para kafir. 
Lawan bicara saya ini menyatakan dia tidak pernah menghina kepercayaan orang 
lain. Tetapi budaya dan ajaran manakah di dunia ini yang memanggil orang 
non-Muslim dengan ungkapan-ungkapan yang mereka sendiri tidak pilih untuk 
diarahkan kepada mereka? Sekali, dia memanggil orang non-Muslim sebagai 
Ahl Al-Dhimma, tetapi kemudian dia juga memanggil mereka "Ahlul 
Kitab," dan selepas itu pula dia membandingkan mereka dengan 
monyet dan babi, atau dia memanggil umat Kristian seperti "mereka 
yang tidak diperkenankan Allah"..lihat Surat Al-Fatihah. 
Siapakah yang memanggilkan mereka "Ahlul Kitab"? Mereka bukan hanya 
Ahlul Kitab, tetapi mereka adalah umat yang miliki banyak kitab. Semua buku-buku 
sains serta Ilmiah yang berguna pada hari ini adalah milik mereka, buah hasil 
pemikiran bebas dan kreatif mereka! 
Apakah hak Anda menyebut mereka sebagai "orang-orang yang tidak diperkenankan 
Allah," ataupun "mereka yang telah keluar dari Jalan Allah?" dan lalu datang ke sini dan 
mengatakan bahawa agamamu melarangmu menghina kepercayaan orang lain? 
Wafa Sultan:
Saya bukan Kristian, bukan Muslim dan bukan Yahudi. Saya manusia sekuler. Saya 
tidak percaya dalam hal-hal ati-kodrati, tetapi saya menghormati hak orang lain 
untuk mempercayainya. 
Dr. Ibrahim Al-Khouli: 
Anda seorang heretic-pembidaat...dan....penghina agama (Islam)!
Wafa Sultan: 
Anda boleh katakan apa saja yang awak suka. Saya telah menyatakan bahawa saya 
manusia sekuler yang tidak memegang hal-hal ati-kodrati... 
Dr. Ibrahim Al-Khouli: 
Kalau Anda penghina agama, tidak ada gunanya saya menantang Anda kerana Anda 
telah menghina Islam, Rasul dan Quran... 
Wafa Sultan: 
Apa yang saya percaya bukanlah urusan awak! 
Wafa Sultan: 
Saudara, Anda bebas saja untuk percaya kepada batu-bata, asalkan awak tidak 
melemparkan batu itu pada saya. Anda bebas percaya apa saja, asalkan awak 
tidak cuba menguruskan kepercayaan orang lain. Apakah urusan awak kalau 
orang mahu percaya bahawa Al-Masih adalah Tuhan, putera Mariam, atau bahwa setan 
adalah Tuhan?. Biarlah orang percaya apa yang mereka sendiri mahu percaya. 
Mengapakah anda harus masuk campur dalam hal ini? 
Wafa Sultan: 
Bangsa Yahudi telah mengalami tragedi Holocaust dan dunia menghormati dan 
segani
mereka melalui sumbangan pengetahuan ilmu mereka, bukan melalui teror/keganasan. Mereka 
mencapai kejayaan dengan kerja keras mereka, bukan kerana mereka menjerit-jerit dan
berteriak-teriak. Dunia patut berterima kasih pada umat Yahudi atas penemuan
dan kemajuan sains yang telah mereka capai pada abad ke 19 dan 20 ini. 
Kira-kira ada 15 juta orang Yahudi tersebar di seluruh dunia, bersatu dan memenangkan 
hak mereka melalui kecergasan, banting tulang dan memeras daya minda mereka. 
Kami belum pernah melihat seorang berbangsa Yahudi pun yang telah meledakkan dan 
meletupkan dirinya di mana-mana 
restoran Jerman. Kami belum pernah melihat satu orang Yahudi pun yang membakar 
Gereja umat Kristian. Belum pernah ada satu pun anak Yahudi yang membantah dengan cara 
membunuh 
orang lain!
Nah, setelah pengganas Muslim Taliban menghancur-leburkan 3 patung Buddha, belum
pernah kami melihat seorang pun yang beragama Buddha yang pernah menghancurkan 
sebuah masjid, membunuh orang Islam atau membakar Kedutaan negara Islam. Hanya 
umat Islamlah yang membela agama mereka 
dengan cara membakar Gereja, membakar Kedutaan Besar, dan membunuh orang yang 
tidak seagama dengan mereka. Tindakan seperti ini 
tidak akan membuahkan hasil. Orang Islam harus bertanya kepada diri 
mereka sendiri: "Apakah 
sumbangan mereka bagi umat Dunia, sebelum mereka dengan berani-beraninya menuntut 
Dunia untuk menghormati mereka!