Apakah Ada Kebaikan Dalam Diri Anda?
Oleh Roy Oksnevad
Berusaha menjalankan kehidupan yang baik adalah pekerjaan yang tidak ada habisnya dan melelahkan. Kita bergumul untuk mengurangi perbuatan-perbuatan kita yang tidak baik. Kita berjuang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Hal itu membutuhkan konsentrasi penuh dan semua energi kita. Terlebih lagi, kita tidak hidup dalam dunia yang netral. Dunia ini memberi kita pencobaan-pencobaan, tuntutan-tuntutan, dan kerepotan-kerepotan. Menguras sedikit energi kita yang masih tersisa, ketika kita sedang berusaha keras untuk menjalani hidup yang baik sebagaimana mestinya. Apakah Tuhan memahami pergumulan kita? Akankah Ia mengabaikan kelemahan-kelemahan kita? Atau, apakah Tuhan ingin agar kita mengalami hidup yang berbeda – suatu kehidupan dimana kita mempunyai kekuatan untuk melakukan apa yang benar?
PENCIPTAAN
Tuhan menciptakan manusia tanpa adanya kesalahan atau kelemahan. Adam dan Hawa, manusia yang pertama, sempurna dan lengkap. Mereka baik dan ingin melakukan apa yang benar karena esensi dasar kebaikan hidup dalam diri mereka. Mereka sama sekali tidak memiliki setitik kejahatan atau sifat buruk dalam diri mereka. Faktanya, Alkitab mengatakan, setelah Tuhan menciptakan manusia, Ia sendiri berkata bahwa ciptaan-Nya itu baik. Kebaikan memberi hidup dan arahan bagi manusia.
Mengapa kita tidak lagi bersesuaian dengan tujuan Tuhan menciptakan kita?
KEJATUHAN DALAM DOSA
Sejak Adam, Satan si musuh, telah berusaha untuk menghancurkan apa yang dibuat oleh Tuhan. Satan mencobai Adam dan Hawa agar tidak menaati Tuhan, dan mereka jatuh ke dalam godaannya. Ketika orang tidak menaati Tuhan, ada dua hal yang terjadi. Pertama, kejahatan masuk dalam diri mereka. Sejak itu, semua orang bergumul dengan kejahatan atau sifat buruk yang hidup dalam diri mereka. Natur yang buruk ini bukanlah bagian dari rancangan orisinil Tuhan bagi ciptaan-Nya. Kedua, matinya kebaikan dalam diri manusia ketika mereka tidak menaati Tuhan. Kita mengerti apa itu kebaikan, tetapi kebaikan tidak mempunyai hidup dalam dirinya sendiri. Kenyataannya, kita harus mengeluarkan semua energi kita untuk berbuat baik dan berusaha agar yang jahat tidak mendatangi kita. Ketika kita merasa lelah atau ada orang yang menghina kita, maka keburukan dalam diri kita mengalahkan kebaikan. Kebaikan memerlukan usaha kita untuk mewujudkan kebaikan itu sendiri.
Sebagai contoh, seorang suami mengerti bagaimana ia harus bersikap bila ia berada di dekat istrinya. Ia mengetahui bahwa ia harus mengasihi istrinya, dan memperlakukannya dengan baik. Namun ia gagal melakukan apa yang baik, yang telah diketahuinya itu. Demikian pula, orang-tua berusaha untuk peka dan memahami anak-anak mereka, namun nampaknya sisi buruk merekalah yang muncul ketika mereka berusaha untuk saling berelasi. Bahkan anak-anak tidak perlu belajar bagaimana caranya bersikap buruk. Kita dapat terus-menerus mengoreksi mereka dan mengajar mereka agar bersikap baik. Walau kita telah berusaha semaksimal mungkin, mereka masih saja melakukan hal-hal yang tidak benar dan nampaknya lamban sekali dalam belajar untuk menjadi baik.
Apa yang dapat anda dan saya lakukan agar dapat mengendalikan keburukan dalam hidup kita? Bagaimanakah kita dapat mengembalikan kehidupan kepada kebaikan yang ada dalam diri kita?
UPAYA-UPAYA UNTUK MEMULIHKAN KEHIDUPAN
Banyak orang menyarankan berbagai cara untuk menghidupkan kembali kebaikan dalam hidup kita. Ada yang mengatakan kuncinya adalah pengetahuan. Semakin kita mengajari orang, maka mereka akan semakin berubah menjadi lebih baik. Namun ternyata manusia menggunakan pengetahuan dan kecerdasan mereka untuk bertindak sesuka hati mereka atau memanipulasi orang lain. Pengetahuan tidak menghidupkan kebaikan.
Yang lainnya mengatakan, kuncinya adalah disiplin. Jika kita lebih berdisiplin dalam hidup kita – dalam pikiran, kebiasaan, berdisiplin dalam berolahraga dan sebagainya – kita akan menjadi lebih baik dan lebih banyak melakukan kebaikan. Namun orang-orang yang sangat dekat dengan kita mengetahui seperti apa sesungguhnya diri kita. Melalui disiplin kita dapat menciptakan sebuah dunia dalam pikiran kita, tapi kita masih hidup dalam dunia ini. Yang seringkali terjadi adalah, olahraga nampaknya tidak efektif untuk menghidupkan kebaikan.
Agama adalah pilihan berikutnya. Mungkin jika kita pergi ke gereja, mesjid, atau sinagoga, aau jika kita mengadopsi suatu perspektif religius yang baru maka kita akan menjadi orang-orang yang lebih baik. Malangnya, apa yang biasanya kita dapatkan dari agama hanyalah sebuah penampilan luar lainnya terhadap dunia ini yang semakin menua, bukan sebuah permulaan hidup yang baru dalam diri kita.
Akhirnya, ada yang mengatakan, hukum adalah pilihan terbaik untuk mencapai kebaikan. Jika kita mempunyai legislasi yang dapat mengatur tingkah-laku kita, terutama sikap moral kita, maka kita akan menjadi orang-orang dan warga negara yang lebih baik. Namun peraturan yang lebih banyak akan mengakibatkan penindasan dan bukannya keinginan untuk melakukan yang baik. Natur manusiawi kita berusaha untuk menelikung hukum dengan mencari-cari eksepsi untuk tingkah-laku kita dan membenarkan tindakan-tindakan kita. Hukum tidak menghidupkan kebaikan dalam diri kita.
Pengetahuan, disiplin, agama dan hukum dapat memberi banyak pertambahan dalam hidup kita. Kesemua solusi ini berusaha menekan tingkah-laku yang buruk, namun tidak pernah dapat membangkitkan kebaikan dalam diri kita. Semuanya itu hanya memberi pengaruh dari luar. Ketika kita berhenti berkonsentrasi mengendalikan yang buruk dalam diri kita, kita akan kembali terpapar pengaruh-pengaruhnya.
Apakah kita berpuas diri saja dengan upaya-upaya kita untuk menjadi baik pada waktu-waktu tertentu?
APAKAH KITA CUKUP BAIK?
Oleh karena sangat sulit bersikap baik sepanjang waktu, banyak orang menyimpulkan bahwa itu adalah tujuan yang mustahil. Mereka berkata kita hanya dapat melakukan banyak perbuatan baik untuk menutupi perbuatan-perbuatan jahat kita. Seakan-akan tindakan-tindakan kita ditaruh pada timbangan. Tugas kita adalah untuk memastikan bahwa kebaikan dalam hidup kita jauh lebih banyak daripada keburukan kita. Maka, hidup menjadi sebuah ujian untuk melihat apakah kita dapat lebih banyak berbuat baik daripada berbuat jahat.
Tuhan telah menciptakan kita untuk sebuah tujuan, bukan untuk menguji kita. Alkitab mengatakan bahwa Ia menciptakan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Tuhan menciptakan kita untuk melakukan kebaikan, bukan untuk menguji kita apakah kita akan lebih banyak berbuat baik daripada berbuat jahat. Hidup yang sejati adalah menjalani kehidupan yang penuh dengan kebaikan seperti yang dimaksudkan Tuhan ketika ia menciptakan kita. Tetapi pertama-tama kebaikan harus hidup.
Alih-alih menjadi sebuah timbangan, hidup kita bagaikan sebuah gelas yang penuh. Gelas itu penuh sampai ke puncaknya dengan semua pekerjaan baik yang Tuhan ingin agar kita lakukan. Ketika kita melakukan sebuah perbuatan baik – yang terbaik yang dapat kita lakukan – kita tidak menambahkan apapun ke dalam gelas itu karena kita hanya melakukan tugas kita, yang telah dirancangkan Tuhan bagi kita.
Walau demikian, seringkali gelas kita tidak penuh dan gagal memenuhi tujuan Tuhan bagi hidup kita. Ini terjadi ketika kita melakukan suatu perbuatan yang jahat atau melewatkan sebuah kesempatan untuk melakukan suatu perbuatan baik. Itu juga terjadi ketika kita melakukan sebuah perbuatan baik hanya karena hal itu memenuhi kebutuhan atau keinginan kita. Sebagai contoh, saya dapat bersikap baik pada pasangan saya karena saya ingin meminta sesuatu darinya nanti. Dengan bersikap seperti contoh-contoh tersebut, kita kehilangan rencana Tuhan untuk kita agar kita menjadi benar-benar baik. Sepanjang hidup kita, kita menumpahkan isi gelas tersebut dan mengalami kekurangan hidup yang baik yang Tuhan kehendaki untuk kita miliki.
Satu-satunya harapan kita untuk menjadi orang yang benar-benar baik hanya terletak pada Tuhan, Dia yang telah menciptakan kita. Bagaimanakah cara Tuhan menolong kita? Apa yang telah dilakukan-Nya untuk mengendalikan yang jahat dan menghidupkan yang baik?
SOLUSI TUHAN
Tuhan mempunyai kuasa untuk menciptakan kembali semua orang dalam dunia ini, orang-orang yang tidak dicemari kejahatan. Namun Ia tidak melakukannya, melainkan Ia menghargai dan memelihara ciptaan-Nya. Ia memilih untuk menggunakan kuasa-Nya dengan cara lain dalam mengintervensi hidup kita. Ia akan menghancurkan cengkeraman Satan atas manusia, dan akan memberikan kita hidup yang baru sehingga kebaikan dapat hidup kembali dalam diri kita.
Medan perang antara Tuhan dan Satan adalah dunia ciptaan Tuhan. Tuhan mengutus Yesus Sang Mesias ke dalam dunia ini untuk mengkonfrontasi Satan dan pekerjaan-pekerjaannya. Satan mengeluarkan semua tipuannya terhadap Yesus Sang Mesias. Yesus disalahpahami dan disiksa oleh orang-orang yang jahat. Reputasi-Nya dihancurkan dengan kebohongan. Akhirnya, Satan menggunakan pemerintah yang tidak adil untuk membunuh Yesus atas kejahatan yang tidak dilakukan-Nya. Yesus Sang Mesias dengan rela hati menanggung semua kejahatan ini, tetapi kejahatan tidak pernah mengalahkan Dia. Tak pernah sekalipun Ia membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.
Untuk mengalahkan Satan, Yesus Sang Mesias dengan sengaja mengalami kematian, senjata pamungkas dan kejahatan Satan, dan mengalahkannya. Melalui kebangkitan-Nya, Yesus menunjukkan bahwa Ia lebih berkuasa daripada kejahatan terbesar yang diluncurkan Satan. Yesus Sang Mesias adalah satu-satunya manusia yang telah mengalahkan kejahatan dan maut.
Yesus Sang mesias menunjukkan bahwa Ia lebih besar daripada Satan. Yesus mematahkan cengkeraman Satan yang kuat dan Ia berkuasa untuk memberikan hidup pada kita. Hanya Dia-lah yang dapat membuat kebaikan dalam diri kita hidup kembali.
Bagaimanakah Yesus mencurahkan kuasa-Nya atas kejahatan kepada kita?
MENGIKUTI YESUS SANG MESIAS
Suatu ketika ada seorang pria yang menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa ia lebih kuat daripada penjara dan semua penjaga penjara. Mendengar kesombongannya itu, para penjaga penjara pergi menangkap orang itu. Tetapi orang itu menghilang. Jadi, apakah ia lebih kuat daripada para penjaga penjara itu atau tidak?
Orang yang kedua menyombongkan diri dengan berkata ia lebih kuat daripada penjara dan para penjaga penjara. Ketika para penjaga mencarinya, ia keluar dan menemui mereka. Mereka menangkapnya, memukulinya dengan keras, mengikatnya, dan membawanya melewati semua sel penjara hingga ke sel bawah tanah, sel yang terjauh. Mereka menguncinya disana, dan menjaga pintunya. Pengawas penjara duduk di kantornya bersama teman-temannya dan menertawakan orang itu dan kesombongannya.
Tetapi mereka tidak dapat tertawa terlalu lama. Tak lama kemudian mereka mendengar suara-suara dari dalam penjara. Orang itu telah melepaskan rantainya, mendorong pintu selnya hingga terbuka, melemparkan para penjaga, dan membuka sel-sel penjara satu demi satu, dan berseru, “Barangsiapa ingin meninggalkan penjara ini, ikutlah aku!”
Beberapa narapidana merasa takut. Jika mereka mengikuti orang ini sekarang, lalu ia ditangkap, mereka akan menderita siksaan yang lebih parah lagi dari sebelumnya bersama orang ini. Tetapi yang lainnya berkata, “Lihat, mereka telah melakukan padanya yang terburuk yang dapat mereka lakukan, dan ia telah menunjukkan bahwa ia lebih kuat daripada mereka. Aku akan mengikutinya keluar dari sini!”
Orang-orang yang mengikutinya sepanjang jalan keluar dari penjara menemukan bahwa ia memberikan mereka kuasanya untuk membuka pintu-pintu sel dan mengalahkan para penjaga yang mereka temui. Akhirnya, mereka mengikutinya sepanjang jalan menuju Kerajaan Kebenarannya.
Yesus Sang Mesias telah berjanji untuk menghidupkan kembali kebaikan pada setiap orang percaya pada-Nya dan menerima-Nya dalam hidup mereka. Dia-lah tawanan yang dipukuli namun meloloskan diri dari penjara kejahatan. Ia memanggil kita untuk mengikuti-Nya kepada hidup yang baru yang penuh kebaikan.
Apa yang terjadi ketika kita mengikuti Yesus Sang Mesias?
HIDUP DALAM YESUS SANG MESIAS
Ketika Yesus menghidupkan kembali kebaikan dalam diri kita, kita bebas untuk membuat pilihan-pilihan yang benar. kita mempunyai keinginan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang berasal dari dalam batin dan bukan hanya dari luar. Kita mempunyai kekuatan baru untuk melakukan kebaikan. Alkitab mengatakan kita benar-benar menjadi manusia baru. Tuhan adalah sumber hidup kita yang baru.
Kita masih mempunyai sebuah permasalahan. Manusia lama, bagian buruk dari diri kita masih hidup dalam kita. Di surga, Tuhan berjanji akan menyingkirkan yang buruk dalam diri kita dan memulihkan kita ke kondisi yang sama seperti ketika pada awalnya Ia menciptakan kita. Hingga saat itu, kita masih mempunyai pergumulan dalam batin kita antara yang baik dan yang jahat.
Kita juga menghadapi tekanan-tekanan eksternal untuk berkompromi. Dunia tempat kita hidup tidaklah netral. Keadaan-keadaan atau sesama berusaha mempengaruhi kita untuk berkompromi. Sebagai contoh, rekan-rekan kerja kita mungkin tidak ingin kita memberitahu bos bahwa mereka membolos kerja atau mengambil barang-barang dari tempat kerja. Mereka ingin agar kita melakukan hal yang sama sehingga kita tidak akan mengadukan mereka. Satan juga menentang hidup kita yang baru. Ia ingin menghancurkan kita dan akan berusaha menipu kita dengan dusta.
Bagaimanakah Tuhan menolong kita mengatasi pergumulan ini?
MENJALANI HIDUP YANG BARU INI
Tuhan tidak membiarkan kita berusaha menolong diri kita sendiri. Tidak hanya Tuhan telah menghidupkan kembali kebaikan dalam diri kita melalui Yesus Sang Mesias, namun Ia juga lebih dari sanggup untuk memberikan kita apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup yang baru ini. Tuhan telah memberikan kita tiga elemen penting untuk mendukung kita menjalani hidup baru yang sangat bermakna dan penuh, yaitu: Alkitab, Roh Kudus-Nya, dan sebuah komunitas baru yang disebut gereja.
Alkitab adalah penuntun kehidupan kita. Alkitab akan menangkis dusta Satan. Dalam Alkitab kita tidak hanya akan menemukan hukum Tuhan, yang kini menjadi kesukaan kita dan yang ingin kita ikuti, tapi juga perspektif Tuhan mengenai kehidupan dan dunia ini. Alkitab adalah Firman Tuhan, dan menuntun kita dalam memahami kehendak Tuhan. Tanpa Alkitab kita akan kehilangan perspektif. Oleh karena kita tidak netral, kita membutuhkan Firman Tuhan untuk mempengaruhi pikiran-pikiran kita.
Roh Kudus adalah Roh Tuhan yang hidup dalam kita ketika kita menerima hidup baru dari Yesus Sang Mesias. Ia memberitahu orang yang hidup dalam Kristus pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan apa yang bertentangan dengan jalan Tuhan. Tuhanlah yang hidup dalam diri orang itu, jadi ia tidak usah takut terhadap Satan dan roh-roh jahatnya. Ketika orang mendengarkan suara Roh Kudus dalam batin, ia akan membuat keputusan-keputusan yang tepat dan akan sanggup mengikuti kehendak Tuhan.
Gereja adalah komunitas umat Tuhan. Kita menjadi anggota sebuah keluarga yang baru, keluarga Tuhan. Komunitas orang percaya ini mempunyai beberapa tujuan. Gereja mencontoh hidup baru dalam Kristus. Gereja juga memberi kita teladan orang-orang yang mengikuti Roh Kudus, bahkan dalam situasi-situasi dimana ada harga yang tinggi yang harus dibayarkan untuk ketaatan. Teladan-teladan ini adalah percontohan yang positif bagi orang yang baru dalam Kristus. Gereja memberikan penguatan dan arahan untuk menjalani hidup yang baru ini saat kita bergumul menjalani jalan hidup yang berbahaya.
Jika salah satu dari ketiga unsur ini tidak ada, orang yang baru dalam Kristus akan jatuh ke dalam jebakan Satan. Mustahil melawan kejahatan dalam dunia ini tanpa pertolongan Tuhan yang telah diberikan kepada kita dalam Alkitab, Roh Kudus, dan gereja.
Apakah hidup baru dalam Kristus menyiapkan kita menghadapi hari penghakiman?
Seringkali kita berpikir bahwa Tuhan akan menghakimi kita berdasarkan kebaikan atau kejahatan yang telah kita lakukan. Namun demikian, apa yang kita lakukan adalah refleksi dari apa yang hidup dalam diri kita. Tuhan akan menghakimi kita berdasarkan apakah kita memiliki hidup yang baru dari-Nya atau tidak. Jika kita memiliki hidup baru ini, Tuhan akan menyingkirkan yang jahat dalam kita ketika hari penghakiman datang. Kita akan menjadi seperti pada mulanya ketika Tuhan menciptakan kita, dan ia akan membawa kita ke surga. Jika kita tidak mempunyai hidup yang baru ini dari Tuhan, maka pemahaman yang kita miliki mengenai apa yang baik akan disingkirkan, dan kita akan dimasukkan ke dalam neraka, yaitu sebuah tempat yang dimaksudkan untuk Satan dan roh-roh jahatnya.
Apakah anda telah memiliki hidup yang baru dalam Kristus? Apakah anda ingin menjadi orang yang benar-benar baik?
KEPUTUSAN ANDA
Semakin banyaknya agama, pengetahuan, disiplin atau hukum tidak akan memberikan hidup yang baru kepada seseorang. Kuasa Satan harus dipatahkan, dan hidup yang baru harus masuk dalam diri anda. Tidak ada nabi, guru, agama, atau orang suci yang dapat memberi anda hidup baru ini atau sanggup melindungi anda dari Satan dan pekerjaan-pekerjaan jahatnya.
Kunci untuk menjalani hidup yang benar-benar baik terletak pada apa yang telah dilakukan Yesus Sang Mesias untuk anda. Ia telah menjalani hidup yang sempurna. Ia mengijinkan kuasa kejahatan menghancurkan-Nya dan Ia mengalahkan kuasanya dengan kebangkitan-Nya. Kini Yesus Sang Mesias ingin memberikan hidup bagi setiap orang yang meminta hidup kepada-Nya. Alkitab mengatakan, “Namun berapa banyak orang yang telah menerima Dia, kepada mereka Dia telah memberikan otoritas untuk menjadi anak-anak Elohim, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”. Yang harus anda lakukan hanyalah meminta hidup yang baru dari-Nya dan percaya Ia akan memberikannya kepada anda. Semua orang yang percaya kepada-Nya dilahirkan kembali dan menjadi anak-anak-Nya! Rasa malu dari hidup kita yang lama disingkirkan saat kita dibawa ke dalam keluarga Tuhan yang baru.
Penulis menerima (lihat: welcomes) pertanyaan-pertanyaan dan/atau komentar-komentar lebih lanjut.
Judul Dalam Bahasa Inggris: Does Goodness Live In You?