7 Pertanyaan Utama Yang Menjadikan Kami Murtad

Kita secara ringkas juga mau tampilkan satu AKSIOMA khusus tentang NAMA TUHAN yang akan berdampak bagi umat manusia. Aksioma itu berbunyi:
Tidak ada satu orangpun akan mengenal Nama Pribadi dan Jati-diri Tuhan, bilamana bukan DIA sendiri yang mengatakannya dari mulutNya.
Namanya saja nama pribadi sang Pencipta. Yang harus disampaikan kepada pihak ciptaanNya. Maka artinya disini, ya, harus disampaikan secara pribadi dan langsung oleh Dia sendiri kepada ciptaanNya.



Oleh: Komunitas Mantan Muslim Indonesia


Kita semua tahu bahwa untuk memahami sesuatu yang kompleks tidaklah mudah. Ini tentu termasuk melihat dan memahami kaidah-kaidah agama yang justru sering diluar nalar. Namun itu tidak berarti bahwa kebenaran agama tidak bisa didekati dari sisi nalar yang murni. Tuhan itu adil, sehingga pemahaman atau perasaan tentang “kebenaran dan kebaikan” yang hakiki tidak menjadi monopoli orang yang pintar saja, namun “yang bodo” juga kebagian memahaminya. Salah satu kebenaran hakiki disebut AKSIOMA.  Contohnya “A adalah sama dengan A”, dan itulah aksioma. Begitu pula “A tidak sama dengan Non-A”, itupun  aksioma, dalam bentuk inversi.  Tak ada orang pintar atau orang bodoh yang tidak sepakat bahwa putih adalah putih, dan putih tidak sama dengan hitam.

Dalam keagamaan, kita kenal banyak sekali aksioma yang tidak usah diperdebatkan, karena semuanya juga sepakat. Misalnya dikatakan bahwa semua agama mengajar kebaikan. Tuhan itu mahakuasa. Dia mahatahu, maha baik dsb. Dan kini, kita secara ringkas juga mau tampilkan satu AKSIOMA khusus tentang NAMA TUHAN yang akan berdampak bagi umat manusia. Aksioma itu berbunyi:

Tidak ada satu orangpun akan mengenal Nama Pribadi dan Jati-diri Tuhan, bilamana bukan DIA sendiri yang mengatakannya dari mulutNya.

Namanya saja nama pribadi sang Pencipta. Yang harus disampaikan kepada pihak ciptaanNya. Maka artinya disini, ya, harus disampaikan secara pribadi dan langsung oleh Dia sendiri kepada ciptaanNya. Dan kita bersyukur bahwa Nama dan jati-diri Tuhan memang telah Dia katakan dalam Alkitab, LANGSUNG kepada para nabiNya. Dia berbicara langsung dengan Nuh, Abraham, Musa, Daud dll hingga kepada Yesus, tanpa lewat wali dan perantara siapa-siapa.

Tetapi kita bertanya, adakah Dia sendiri pernah menyampaikan nama pribadiNya kepada Muhammad? Muslim buru-buru akan menjawab: PASTI SUDAH! Tetapi Muslim mungkin kurang awas. Yang mengatakannya bukan TUHAN SANG PENCIPTA dari mulutNya, melainkan dari mulut Muhammad saja (mahkluk), yang mengatas-namakan Jibril (juga mahkluk saja)! Dan tidak diketahui lagi – tidak diverifikasi baik oleh Muhammad dan Muslim -- apakah Jibril ini benar-benar diutus oleh Tuhan Sejati dengan bukti-bukti? Kenapa nabi-nabi sebelumnya mendapatkan nama Tuhannya (dan wahyu2Nya) langsung dari TUHAN itu sendiri, sementara Muhammad sendiri di walikan oleh sesosok makhluk? Bahkan apakah benar pernah eksis satu sosok ALLAH yang namaNya ini diatas-namakan oleh Muhammad dan Jibril yang sama2 makhluk? Masalahnya, sosok Allah, Jibril maupun Muhammad, ketiganya ini tidak berkuasa mukjizat adikodrati apapun (!) yang bisa ditunjukkan kepada umat Arab diabad ke-7.

Allah -- menurut nubuat NabiNya — akan melakukan kuasa mukjizat menghukum orang-orang menjadi kera dan babi dan ditimpakan oleh gunung,
yaitu para Muslim yang peminum, pezina, dan yang berpakaian sutera…

“AKAN ADA MUSLIM yang menganggap zinah, memakai kain sutera dan meminum alkohol dan penggunaan instrumen musik sebagai absah ... Allah akan menghancurkan mereka (MUSLIM) pada malam hari dan membiarkan gunung menimpa mereka, dan Ia akan mengubah mereka yang tersisa menjadi MONYET DAN BABI, dan mereka akan SETERUSNYA BEGITU sampai Hari Kiamat” (S.Bukhari 7: 69: 494).

Sejak ribuan tahun telah lewat, namun miliaran Muslim yang sudah minum-minum alkohol, berzina, memakai sutera dan alat musik, tapi koq tidak ada satupun yang dihancurkan Allah dengan  menimpakan gunung, lalu mengubah sisa mereka jadi monyet dan babi-babi seterusnya? Apa dosanya sutera dan alat musik dimata Allah? Benarkah yang dikatakan oleh Allah dan nabiNya?

Berlainan dengan para nabi Alkitab, nabi-nabi, malaikat Gabriel (bukan Jibril) dan Tuhan YAHWEH selalu berkuasa bernubuat dan bermukjizat. Sebagai ilustrasi saja, Gabriel berkata kepada Zakaria dan Maria berturut-turut bahwa Elisabet (istri Zakaria) dan Maria akan hamil walau mustahil sekalipun (yang satu sudah tua mati rahim, yang lain masih gadis perawan), dan tetaplah kemustahilan itu terjadi. Dan Zakaria yang tidak mempercayainya langsung dikenakan “hukuman” bermukjizat sehingga langsung menjadi bisu! Ini semua terjadi di dunia Israel, BUKAN DI ARAB, di mana Jibril dan Muhammad selama 23 tahun kenabiannya tidak menampilkan kuasa adikodrati apapun dari tangannya!!

Dan kenapa dulu-dulu Tuhan Sejati perlu berbicara langsung dengan SEMUA nabi-nabiNya, dan justru “merasa tidak perlu” untuk berbicara langsung dengan “Nabi TerakhirNya” yang dianggap terbesar? AWAS, Ini bukan pertanyaan cecere. Ini adalah totalitas masalah kredibilitas, otentisitas dan otoritas Ilahi yang rupa-rupanya tidak diberikan oleh Tuhan YAHWEH kepada ketiga Oknum diatas (Allah swt, Jibril, Muhammad). Ini adalah tantangan teologis Islamik yang paling menghunjam keabsahan Islam sebagai agama dari Allah yang mutlak ada dan benar?!

1. Kami para mantan Muslim telah beralih iman karena tidak menemukan Tanda & keabsahan MUHAMMAD itu Nabi: “Tak ada Otoritas Ilahi yang mengangkatnya sebagai Nabi, dan tak ada yang tahu kapan ia tiba-tiba dinabikan”.

2. Kami para mantan Muslim telah beralih iman karena tidak menemukan keabsahan JIBRIL menjadi Utusan Allah: “Dia tidak diuji oleh Muhammad --- only taken for granted sebagai malaikat -- padahal Jibril tidak memperkenalkan jati-dirinya dan tidak membuktikan dirinya dengan kuasa adikodrati selama 23 tahun penampilannya mendampingi Muhammad! Dia kasak kusuk dengan Muhammad dengan mengatas-namakan “Allah”, tetapi bukankah setan juga bisa melakukan hal yang serupa? (2 Korintus 11:14).

3. Kami para mantan Muslim telah beralih iman karena tidak menyaksikan keberadaan ALLAH sebagai Sosok yang termanifestasi EXIST, bahkan namaNya saja tidak diperkenalkanNya sendiri kepada NabiNya dengan berkata: “(Hai Muhammad) AKU INI ALLAH”. AKSIOMA mengatakan, “Tidak ada satu orangpun akan mengenal Nama Pribadi dan Jati-diri Tuhan, bilamana bukan DIA sendiri yang mengatakannya dari mulutNya”. Jadi bagaimana Islam bisa mengatakan kepada orang pintar dan bodo, bahwa “Agamaku benar diridhoi Allah, dan nama Allah-ku adalah ALLAH?

 

7 PERTANYAAN TENTANG DIRI ALLAH YANG MENJADIKAN KAMI MURTAD:

1.  Dari mana Muhammad tahu nama-pribadi Tuhannya adalah ALLAH? Dari pagan Arab (yang ilahnya bernama Allah) atau dari mulut Allah sendiri?

2. Apa makna Nama-Pribadi tersebut menurut Yang Empunya nama itu sendiri? (bukan menurut mulut para mahkluk ciptaan, sekalipun Jibril). Jangan asal latah mengatakan bahwa artinya yaitu, Yang mahakuasa, Yang mahatabesar, bla-bla-bla.

3. Kapan Nama Surga itu mulai diperkenalkan Allah kepada Muhammad? Bukankah pada awalnya Muhammad hanya kenal nama (panggilan) “Rabb” untuk Tuhannya, dan tidak pernah menyebutkan nama pribadi “Allah”? (misalnya dalam wahyu awal: 5 ayat awal Surat Al-Alaq dan Al-Muddatstsir, Surat 54, 55, 56, 68, 75, 78, 83, 89, 92, 93, 94, 96 ayat 1-5, 99, 100, 105, 106, 108, 113, 114 dst.)

4. Mana ayat Quran yang paling awal dimana Allah pertama kalinya menyebut diriNya sendiri sebagai “ALLAH” kepada Muhammad? Al Fatihah? Al-Alaq? Atau Allah sajalah yang tahu?

5. Kapan Allah pernah berwahyu kepada Muhammad untuk disampaikan kepada umat Arab (bukan umat Israel): “Aku ini Tuhan, nama-Ku ALLAH”? Tak ada! Yang Tuhan sampaikan kepada Musa adalah: "Akulah YAHWEH, Elohimmu” (Keluaran 3:15; 20:2). Musa dll nabi tak pernah kenal nama “Allah”, melainkan sebutan “Elohim” atau nama “Yahweh” yang disebut hampir 7000 kali dalam Alkitab. Kenapa Muhammad berani mengubahnya dengan mengatasnamakan mulut Musa, menjadi: “Sesungguhnya Aku ini adalah ALLAH” (20:14) ??

6. Kenapa nama Tuhan Islam ini sama dengan nama Tuhannya orang-orang pagan pra-Islam, dan bukannya sama dengan nama Tuhannya kaum Israel? Bukankah  hanya “kedua Tuhan” itulah yang diklaim oleh Muhammad sebagai sama dan satu? (29:46).

7. Kenapa Nama “Allah” ini terkesan sangat pasaran (al-Ilah, the god), dipakai sama oleh para pagan dalam keberhalaan, tidak bisa eksklusif dan berotoritas seperti nama YAHWEH (I am that I am). Bukankah sosok dan setiap sifat Allah adalah Tawhid, tiada yang sama dan setara denganNya? (QS.112). Dengan NAMA yang sama dengan allah pagan, ditambah dengan BAIT yang sama di Ka’bah, kedua Allah ini telah sama-sama disembah bertahun-tahun oleh Muhammad dan Muslim. TIDAKKAH ITU SANGAT SYIRIK??

MAKA KAMI MURTAD?!